Dalam Al Musnad dijelaskan bahwa Anas
Radhiallahu ‘Anhu berkata Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Ada tiga
perkara yg mem-binasakan dan tiga perkara lain yg menyelamatkan. Adapun yg
membi-nasakan yaitu; kikir yg dituruti, hawa nafsu yg diikuti dan ‘ujub terhadap diri sendiri.
Sedangkan yg menyelamatkan yaitu bertakwa kepada Allah baik dalam keadaan
rahasia atau terang-terangan adil ketika marah atau ridha dan berlaku sederhana
baik ketika miskin atau kaya.”
3
Hal yang menyelamatkan kita;
1. Bertaqwa
kepada Allah baik dalam sendiri maupun terang-terangan, taqwa secara sederhana
diartikan takut kepada Allah dengan melaksanana perintah Allah dan menjauhi
segala larangannya. Dengan takwa yang kita miliki kita sentiasa memelihara dan
membentengi diri dari larangan Allah sehingga kita akan terhindar dari murka
Allah SWT,
Dalam
sebuah hadits dikatakan “bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada” karena
kenyataannya, banyak umat islam yang mengerjakan perintah Allah jika di
sekitarnya banyak orang dan kembali bermaksiat dan melanggar aturan agama kalau
tidak ada orang yang melihatnya. Dan orang selamat yang dimaksudkan adalah
seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah, menjalankan perintah-Nya, menjauhi
larangan-Nya dimanapun ia berada dan bagaimanapun keadaannya.
2.
Bersikap adil. Kata adil berasal dari bahasa
Arab yang berarti jujur, lurus, dan tulus. Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap jujur. Menjadi seorang
pemimpin, jadilah pemimpin yang adil kepada rakyatnya. Menjadi orang tua jadilah orang tua yang adil
kepada anak-anaknya, dan seterusnya. Mengapa
Islam menganggap sikap adil itu penting?
Karena Salah satu tujuan utama Islam adalah membentuk masyarakat yang baik.
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa seorang muslim yang berperilaku adil akan selamat di dunia dan di akhirat dan memiliki
kedudukan yang tinggi di hadapan manusia dan Tuhan-nya. Karena, sifat dan
perilaku adil merupakan salah satu perintah
Allah.
3. Bersikap sederhana. Nabi
Muhammad Rasulullah saw yang merupakan panutan kita selama hidupnya adalah
seorang yang sederhana. Meskipun memiliki
kekuasaan yang besar, ia sama sekali tidak menginginkan untuk memiliki harta
yang berlimpah.
Dalam kehidupan sekarang
ini, sedikit sekali orang yang mau bersikap sederhana. Banyak orang berlomba-lomba
memamerkan harta yang ia miliki dan cenderung bersikap berlebihan. Banyak orang
merasa tidak pernah puas dengan apa yang telah mereka miliki. Mereka
berlomba-lomba menumpuk harta dan kekayaan.
Padahal kenyataannya, sikap
sederhana adalah merasa cukup terhadap apa yang telah diberikan dan tidak
berlebih-lebihan dalam menumpuk harta.
3
Hal yang membinasakan;
1. Kekikiran yang dipatuhi, sifat kikir
merupakan salah satu akhlak tercela yang banyak dimiliki orang lain, Bakhil
alias Kikir adalah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta yang ia
usahakan sehingga ia tidak mau lagi bersedekah.
Padahal pada hakekatnya segala harta kita
termasuk diri kita pun adalah milik Allah SWT. Saat kita lahir kita tidak punya
apa-apa. Telanjang tanpa busana. Saat mati pun kita tidak membawa apa-apa
kecuali beberapa helai kain yang segera membusuk bersama kita.
Dan Sesungguhnya harta yang kita simpan, harta
yang kita pakai untuk hidup bermegah-megahan seperti beli mobil dan rumah mewah
itu bukanlah harta kita yang sejati. Saat kita mati harta yang kita banggakan itu
tidak akan ada gunanya bagi kita.
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa
dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan
baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia
telah binasa” [Al Lail 8-11]
Yang justru jadi harta yang bermanfaat bagi
kita di akhirat nanti adalah harta yang kita sedekahkan di jalan Allah. Harta
tersebut akan jadi pahala yang mengalir terus-menerus balasannya adalah istana
surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
2. Hawa
nafsu yang dituruti, hawa nafsu merupakan keinginan yang muncul dari dalam hati
setiap manusia, Memperturuti hawa nafsu akan membawa manusia kepada kerusakan. Hawa
nafsu merupakan perkara yang tidak ada habis-habisnya, misalnya seseorang yang mendambakan
sebuah motor, setelah mempunyai motor ia akan menginginkan mobil, dapat 1 mobil
mau menambah mobil yang lebih mewah lagi dan seterusnya. Oleh karena itu keinginan
yang terus-terus dituruti akan menyebabkan kita termasuk orang-orang yang rugi
di dunia terlebih di akhirat. Islam mengajarkan kita untuk dapat mengendalikan
hawa nafsu dan beruntunglah orang yang dapat mengendalikan hawa nafsunya, dan
Allah menjanjikan orang yang takut kepada Allah dan menahan diri dari keinginan
hawa nafsunya bahwa disediakan syurga yang menjadi tempat tinggalnya di akhirat
kelak.
dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat
tinggal(nya).
Dan
puasa merupakan salah satu cara untuk mengendalikan hawa nafsu. Oleh karena itu
marilah kita memperbaiki kualitas ibadah puasa kita agar kelak termasuk orang
yang beruntung yang dapat mengendalikan hawa nafsu kita.
3. Bangga
atas diri sendiri/ ujub
Ujub adalah sifat seseorang dimana ia merasa dirinya lebih baik dan ia bangga
dan meremehkan orang lain. sifat ini banyak
macamnya antara lain;
a.Bangga dengan fisiknya, yaitu dengan merasa dirinya
lebih baik, lebih cantik, lebih segala-segalanya, padahal kecantikan itu
merupakan anugerah pemberian dari Allah dan kecantikan manusia itu tidak
bertahan lama, pasti akan memudar seiring usianya yang bertambah tua. Marilah
kita tengok ibu-ibu yang sudah tua bandingkan ketika ia masih muda dulu,
tentunya kecantikannya sudah jauh berbeda karena sesungguhnya kecantikan fisik
tidak akan bertahan lama, makanya jangan terlalu bangga dengan wajah dan rupa
yang cantik.
b.Bangga dengan kekuatannya, yaitu dengan merasa diri
lebih kuat, padahal kalau kita berpikir lebih dalam, manusia itu adalah mahluk
yang sangat lemah.
c.Bangga dengan hartanya, yaitu dengan merasa dirinya
lebih kaya, inilah yang berbahaya Karena
sejatinya harta yang kita miliki merupakan hanya titipan dari Allah maka
janganlah kita terlalu bangga atas harta tersebut.
Salah satu nasehat
hidup dikatakan;
janganlah bangga dengan
kecantikan dan ketampanan, karena pada akhirnya kita akan menjadi mayat yang
membusuk
jangan bangga dengan
titel dan jabatan karena titel kita yang terakhir adalah almarhum
janganlah bangga dengan
pakaian yang mewah karena pakaian terakhir adalah kain kafan
jangan bangga dengan
kendaraan yang kita miliki karena kendaraan terakhir adalah keranda
jangan bangga dengan
rumah yang mewah karena rumah terakhir adalah kuburan yang sempit dan sepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar